Parah, Sinetron Anak Jalanan Syuting di Tengah Orang Beribadah
Sabtu, 20 Februari 2016
BuzzTrendz - Saat salah seorang pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Resti, merasa terusik dengan ulah crew sinetron Anak Jalanan yang membuat kehebohan di dalam masjid. Resti menceritakan melalui akun media sosialnya. Dia bercerita kejadian menjengkelkan ini bermula saat dirinya hendak mengajak Ibunya berkunjung ke TMII.
Resti dan ibunya pun sampai di TMII saat waktu sholat ashar, sekitar pukul 15.00 WIB. Resti pun bergegas menuju masjid untuk menunaikan kewajibannya sebelum berkeliling TMII. Sesampainya di depan masjid, Resti pun dikagetkan oleh keramaian orang, yang ternyata dipicu oleh adanya syuting sinetron Anak Jalanan di lokasi tersebut.
Dalam cerita yang dibagikan melalui akun Facebooknya, Resti mengaku tak menggubris dan tetap menjalankan ibadahnya. Tiba-tiba keributan semakin dekat menuju dalam masjid. Resti sempat menduga, mungkin mereka sedang jeda untuk melaksanakan sholat. Ternyata pemeran yang kerap dipanggil Boy itu menumpang make-up saja di dalam masjid.
“Keramaian dan keributan makin menjadi, ketika si boy nya masuk. Ribut banget sumpah gangguin orang lagi sholat aja,” tulis Resti dalam ceritanya.
Karena semakin ribut, Resti pun memprotes salah satu crew syuting yang ada di tempat tersebut. “Mas ini kok make-up nya di dalam masjid. Kan masih banyak yang lagi sholat,” tanyanya kepada salah satu crew di lokasi tersebut.
Mendengar pertanyaan tersebut, crew syuting menjawab dengan nanda tinggi, dan mengatakan bahwa mereka memang sedang hendak melakukan adegan sholat. Namun, tindakan crew ini dinilai mengganggu orang lain yang sedang sholat di masjid tersebut.
“Kalau pun mau adegan sholat, kenapa make-up nya enggak di luar aja? Ganggu lho beneran,” pungkas Resti dalam postingannya tersebut.
Remaja cenderung mencari “tokoh” panutan bagi dirinya terlebih jika ia tidak mendapatkannya dari kedua orang tuanya. Coba bayangkan jika tokoh panutannya tersebut adalah tokoh dalam sinetron seperti ini. Secara tidak sadar mereka mengikuti dan menjadikan tokoh fiktif dalam sinetron tersebut panutan.
Disini KPI yang seharusnya bersikap tegas. Teguran tertulis saja sepertinya tidak cukup, saya kira sinetron seperti ini lebih baik dihentikan karena banyak memberikan dampak negatif daripada dampak positif.
sumber : siraman.com